Jump to content

User talk:미솔파

Add topic
From Wikimedia Incubator
Latest comment: 2 months ago by 미솔파 in topic Font Aksara

Welcome to Wikimedia Incubator!

At the right there are some important links, and here are some tips and info:

If you have any questions, feel free to ask them on Incubator:Community Portal.

-- Welcoming Bot 07:21, 5 November 2017 (UTC)Reply

Template:Wp/kge/Mukak

[edit source]

Btw itu aksaranya belum didukung, jadinya tidak disarankan untuk dipakai langsung di halamannya (mungkin kalau bentuknya gambar masih bisa, walaupun jadinya kurang ramah pengguna). Kalaupun dirasa tulisan Arab kurang representatif, bisa didiskusikan dengan penyunting yang lain untuk tidak dimasukkan.

Untuk ejaan juga, bisa didiskusikan apakah perlu 1) membedakan bunyi pepet [ə] dari /o/ (kalau dianggap sekadar variasi fonetis, diakritik tambahan utk membedakan /e/ tidak perlu), 2) membedakan bunyi /k/ dari /ʔ/ (dan kalau dibedakan pakai simbol apa), serta 3) menyeragamkan ejaan bunyi /aj/, /aw/ dan /uj/ dengan akhiran ⟨y⟩ dan ⟨w⟩ atau mengikut ejaan Indonesia ⟨ai⟩, ⟨au⟩, dan ⟨ui⟩.

Sebagai pembanding, dalam Kamus Bahasa Indonesia-Kumoring Kumoring-Indonesia (2011) yg disusun oleh Firdaus Jakoeb dan Rakfat Ben (utamanya berdasarkan dialek Adumanis), huruf ⟨e⟩ selalu dibaca /e/ karena bunyi pepet dianggap tidak ada dan selalu diganti /o/ dalam kosakata serapan; /k/ dan /ʔ/ sama-sama dieja ⟨k⟩, /aw/ selalu dieja ⟨au⟩, sedangkan untuk /aj/ dan /uj/ tidak konsisten, kadang ditulis ⟨ai⟩ dan ⟨ui⟩, kadang ⟨ay⟩ dan ⟨uy⟩. Swarabakti (talk) 15:05, 3 August 2024 (UTC)Reply

Tabik pun!
Komering, Pepadun, dan Pesisir adalah komunitas yang menggunakan rumpun bahasa yang sama, yaitu rumpun bahasa Lampung. Selama ratusan tahun, rumpun bahasa ini menggunakan aksara yang sama, yaitu surat Lampung. Karena itu, ketika rumpun bahasa ini menggunakan aksara Latin, sudah semestinya ejaan merujuk kepada surat Lampung.
  1. Van der Tuuk (1868) melaporkan bahwa aksara Lampung tidak pernah menurunkan diakritik ⟨ai⟩ dan ⟨au⟩ dari Kawi. Implikasinya, naskah2 Lampung awal mematikan huruf ya dan wa untuk mendapatkan diftong ay dan aw, seperti pada kata panday dan harimaw. Naskah2 Lampung akhir akhirnya berinovasi dengan menciptakan diakritik ay dan aw. Jadi, ejaan yang benar adalah ⟨ay⟩ dan ⟨aw⟩, bukan ⟨ai⟩ dan ⟨au⟩. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian lapangan oleh Karl Anderbeck di Komering dan Lampung (2011) yang menyatakan bahwa rumpun bahasa Lampung tidak mengenal vocal sequence macam ai dan au.
  2. Untuk /k/ dan /ʔ/, saya sendiri tidak masalah jika tetap ditulis ⟨k⟩ karena di aksara Lampung keduanya memakai aksara ⟨ka⟩.
  3. Terkait huruf ⟨e⟩, saya setuju dengan Anda. Pendapat Anda sejalan dengan Anderbeck (2011) yang menyatakan bahwa /ə/ tidak ada di Komering Ilir (seperti Adumanis dan Kayuagung) karena otomatis berubah menjadi /o/. Adapun di Komering Ulu (seperti Baturaja dan Damarpura), /ə/ masih ada. Ini bisa menjadi catatan bagi komunitas. Jika orang Ulu ingin tetap menggunakan /ə/, kompromi seperti penambahan template yg menunjukkan kalau halaman itu ditulis menggunakan bahasa Ulu perlu di lakukan. Khusus halaman dengan templat tersebut, ⟨ĕ⟩ dan ⟨e⟩ perlu dipisah.
  4. Saran saya, kata serapan harus tunduk kepada bahasa Komering. Misalnya kata "artikel" harusnya ditulis "artikol", "berita" ditulis "borita", dsb. Karena ⟨e⟩ sudah digunakan untuk e taling.
  5. Bisa tolong jelaskan kepada saya apa bedanya say dan sey?
  6. Terkait aksara, saya hanya mempercepat digitalisasi aksara Lampung ke internet. Selama pengguna komputer memasang fon2 Lampung Unicode (seperti NA Lampongsch, Suarnadipa Lampung, dll.), tulisan tersebut akan tampil di komputer mereka. Fon yang saya sebutkan di atas sedang diusahakan oleh pembuatnya untuk diunggah ke aksaradinusantara.com. Untuk pengguna ponsel, perlu menunggu update dari vendor ponsel.
미솔파 (talk) 12:01, 4 August 2024 (UTC)Reply
  • Saya rasa tidak masalah jika bunyi diftong ai dan au diganti dengan huruf ay atau aw, tapi kebanyakan memakai ai atau au. Saya lebih mendukung ay dan aw sehingga mengurangi keambiguan pada kata mulai atau tanyai dan kadang-kadang harus memakai tanda /'/ untuk membedakannya.
  • Untuk say dan sey artinya sama yaitu yang. Saya lahir di Komering Tanjung Lubuk, OKI hampir seluruh sekecematan Tanjung Lubuk memakai yang sey tidak tahu apa alasannya, biasanya yang say kebanyakan dipakai oleh Komering OKU. Tetapi saya memilih yang say karena huruf /e/ jarang dipakai.
  • Untuk kata serapan seperti berita, cerita, sementara, itu memakai /a/ selain /o/ maka berubah menjadi barita, carita, samantara.
Es Krim 5 juta Rasa (talk) 11:36, 19 August 2024 (UTC)Reply
Terima kasih banyak atas tanggapannya, bang Es Krim.
  1. Saya sendiri agak janggal dengan sey karena secara linguistic melenceng jauh dari say. Akan lebih baik jika seluruhnya seragam menggunakan say (kecuali nanti ada templat untuk menandai artikel berdialek Tanjunglubuk).
  2. Untuk /ay/, /uy/, dan /aw/, secara default memang berada di akhir kata, bang. Artinya, mulai dan tanyai ketika memasuki basa Kumoring seharusnya otomatis jadi mulay dan tanyay (Kecuali dari bahasa asal memisahkan keduanya, mungkin akan ditulis mula'i dan tanya'i). Daripada abang dkk kebingungan, apostrof tidak perlu ditulis.
  3. Apakah artikel ditulis artikal? Atau ada padanan yang lebih pantas dalam basa Kumoring?
Bang, tolong temen-temen yg lain di mention ya. 미솔파 (talk) 01:14, 20 August 2024 (UTC)Reply
Mula'i kalau diserapnya dari bahasa Palembang memang dipisahkan dengan bunyi hamzah sih. Swarabakti (talk) 08:12, 25 August 2024 (UTC)Reply
Maaf terlambat
  • Sebenarnya untuk artikel bisa kita ganti dengan kata Makalah karena ini agak umum dipakai dibandingkan dengan artikel, kalau ditulis artikol, artikil, atau artikal kedengarannya agak aneh.
  • Saya sendiri tidak tahu apa alasannya mengapa di Tanjung Lubuk agak banyak kata-kata yang memakai huruf /e/ contohnya sey, mengkaha (Dialek Tanjung Lubuk diloman), senipa, filem, gemantung, bengkulah, gesah dan kelakar yang jika menurut standar Komering OKU akan menjadi say, mungkaha/mangkaha, sanipa, filom, gumantung, bangkulah, kalakar.
Es Krim 5 juta Rasa (talk) 09:59, 27 August 2024 (UTC)Reply
Sejalan dengan poin di nomor 1, saya sarankan agar semua vowel sequence di WikiKomering dihapus dan diganti dengan bunyi pelancar. Misal: rua diganti ruwa, kiai diganti kiyay, Wikipedia diganti Wikipediya, dsb. Hal ini semata-mata agar ejaan Latin sama dengan ejaan yang digunakan di aksara Lampung.
Kenapa hal ini begitu penting?
  1. Agar sesuai dengan kaidah yang dipakai aksara keturunan Kawi lainnya (seperti Jawa, Sunda, Bali).
  2. Wikipedia memiliki tool yang dapat mengonversi aksara Latin ke aksara lain secara real-time. Pengaplikasiannya dapat dilihat di Wikipedia Kazak. Agar alat ini berjalan optimal, ejaan Latin harus sama dengan ejaan Lampung.
미솔파 (talk) 23:35, 4 August 2024 (UTC)Reply
@미솔파: Memang bunyi "diftong" dasar di ragam-ragam Lampung itu lebih tepat disebut sebagai deret vokal-konsonan per Anderbeck (2008; saya kurang tahu apakah yang 2011 itu kajian yang sama atau beda). Saya pribadi juga sangat setuju kalau ejaan Latinnya ingin dioptimalkan untuk memudahkan konversi aksara. "Diskusi" yang saya maksud itu bukan dengan saya secara khusus, tapi komunikasi dengan pengguna lain yang sudah giat menyumbang (karena saya sendiri bukan penutur aktif apalagi penutur jati, meskipun punya darah Komering). Silakan bicarakan dengan pengguna-pengguna lain, siapa tahu bisa menemukan konsensus, mumpung proyeknya masih di Incubator.
Perkara penggunaan aksara, concern saya lebih ke encoding-nya, karena sepertinya fonta yang dimaksud di atas menggunakan blok yang masih reserved di Unicode, sebab blok khusus aksara Lampung belum ada. Tampilannya memang bisa diatur menurut fonta, tapi (koreksi kalau salah) karakternya sendiri akan dianggap invalid. Ini bisa jadi masalah terutama kalau nantinya blok yang reserved ini nantinya malah digunakan untuk meng-encode aksara lain, karena yang akan terdeteksi justru aksara tersebut, walaupun tampilannya jika menggunakan fonta Lampung akan seperti aksara Lampung. Kalau mau, mungkin bisa menyesuaikan fontanya dengan proposal Unicode untuk Lampung (Pandey 2022) yang mengajukan blok U+15B00..U+15B30, tapi itu pun belum fix karena masih proposal... Swarabakti (talk) 14:05, 13 August 2024 (UTC)Reply
Diskusi? Ide bagus. Tapi bagusnya ke siapa ya bang? Apakah Komunitas sudah ada koordinator? 미솔파 (talk) 07:21, 14 August 2024 (UTC)Reply
Tanya-tanya @Es Krim 5 juta Rasa bisaa Swarabakti (talk) 08:02, 25 August 2024 (UTC)Reply
Eh udah diskusi di atas ya wkwkw. Swarabakti (talk) 08:09, 25 August 2024 (UTC)Reply

Speedy deletion

[edit source]

Hello, I hope you're having a wonderful day!

I come here to warn you that the page you put under speedy deletion has 3 sub-pages, and I therefore can't delete it until they are resolved. Could you please resolve them?
Best regards, Iohanen (Garcez) (talk) 16:52, 21 September 2024 (UTC)Reply

Font Aksara

[edit source]

Btw untuk yang dipakai di logo sama laman kgewiki itu font-nya yang mana ya? Swarabakti (talk) 07:14, 4 October 2024 (UTC)Reply

Aksara di Nusantara | Download Font Suarnadipa Lampung (Unicode) 미솔파 (talk) 14:26, 9 October 2024 (UTC)Reply