Jump to content

User:Slaia/Tantangan mengembangkan bahasa Nias di Wikimedia

From Wikimedia Incubator
Orang banyak bersama-sama mendorong batu "Daro-daro" di Bawömataluo, Pulau Nias, menempuh jarak sejauh 3km termasuk mendaki bukit sampai ke Bawömataluo di atas bukit. Sangat cocok untuk menjadi simbol kerjasama membangun Wiktionary/Wikipedia Nias, yang niscaya tak akan berhasil tanpa kerjasama banyak orang

Menjelang penghujung akhir tahun 2020, komunitas bahasa Nias mendapat kado Natal khusus, yakni Wiktionary Nias dan Wikipedia Nias resmi menetas dari inkubator. Itu berarti kerja keras beberapa kontributor selama ini telah membuahkan hasil, walaupun ini baru langkah pertama.

Berikut saya ingin berbagi tantangan turut mengembangkan bahasa Nias di Wiktionary dan Wikipedia. Dalam tulisan ini saya konsentrasi pada tiga tantangan saja. Namun sebelum itu baik saya memberi latarbelakang.

Media sosial dan percikan ide

[edit | edit source]

Di pertengahan tahun 2020, saya dan Apolonius Lase, seorang teman penyusun kamus (Kamus Li Niha: Nias-Indonesia, Penerbit Buku Kompas 2011), mengamati di sebuah grup WhatsApp orang Nias, betapa ada keinginan lama untuk mengadakan seminar bahasa Nias. Ada anggota yang mengeluhkan betapa orang Nias semakin enggan berbicara dalam bahasa ibunya sendiri. Lebih dari itu nampaknya semakin banyak orang Nias kurang mahir lagi membentuk kalimat yang baik dan benar atau cara menuliskannya seperti bisa dilihat di berbagai media sosial.

Kami menyadari bahwa masalah mendasar mengapa orang lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Nias adalah keterbatasan kosa kata dalam bahasa Nias. Banyak kata dalam bahasa Indonesia yang tak ada padanannya dalam bahasa Nias. Daripada mencari padanan kata tsb. orang mengambil jalan pintas dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Program lima tahun

[edit | edit source]

Saya lalu menyusun sebuah draft berjudul Program Pengembangan Bahasa Nias di Era Digital 2020-2025 yang terdiri dari tiga komponen: dokumentasi, standardisasi dan promosi.

Untuk mendorong orang Nias menggunakan bahasa Nias kembali, langkah pertama adalah mendokumentasikan kosa kata (istilah berkenaan dengan budaya, tanaman, binatang dlsb.).

Langkah kedua adalah memberi pedoman membangun kata dan cara penulisannya (standardisasi). Selain itu dipikirkan juga untuk menyediakan perangkat keyboard Nias di smartphone yang menyediakan huruf khas Nias (ö dan ŵ), yang tidak ada dalam keyboard standar. Dalam usaha ini juga termasuk membentuk "pabrik bahasa Nias", yakni mencari padanan kata yang tidak ada dalam bahasa Nias, entah melalui penggalian kata lama atau dengan cara membentuk kata baru atau malah memungut dari bahasa lain.

Lalu seiring dengan itu semua, perlu memperkenalkan baik kata-kata lama maupun kata-kata baru tsb. melalui promosi di berbagai media sosial.

Draft program tsb. dipresentasikan pada tanggal 16 Juni 2020 pada satu konferensi zoom. Disepakati untuk mencari media yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan tsb. Untuk sementara kami menggunakan Google Drive. Namun dengan cepat saya menyadari kesulitan menggunakan solusi semacam ini.

Secara kebetulan saya melihat potensi menggunakan Wikipedia dan Wiktionary untuk mengembangkan dan melestarikan bahasa Nias, mendokumentasikan bukan hanya kosa kata melainkan budaya dan sejarahnya. Wikipedia Nias telah dibentuk sejak 2012 tetapi masih minim konten, saya lalu memulai proyek Wiktionary Nias, yang merupakan langkah pertama mensuplai kosa kata yang akan dipakai dalam penulisan artikel di Wikipedia.

Dengan berbekal semangat, beberapa orang kontributor telah menyumbang entri dan tulisan di kedua proyek wikimedia tsb. Pada saat menetas dari inkubator, Wiktionary Nias telah memiliki hampir 1000 entri (entri sungguhan, bukan entri semu untuk berlatih!). Namun usaha ini bukan tanpa tantangan. Di antaranya adalah:

Tantangan pertama: Kemampuan berbahasa Nias

[edit | edit source]

Kemampuan menguasai cara penulisan wiki tidak selalu berbanding lurus dengan kemampuan berbahasa Nias. Dan hal itu paling terasa di dalam proyek bahasa Nias di wikimedia. Selama mereka yang memiliki kemampuan berbahasa Nias tidak ikut menjadi kontributor/editor (dan admin juga), maka akan susah meningkatkan mutu konten Wiktionary/Wikipedia Nias.

Untuk menjembatani hal ini, seperti akan saya paparkan nanti di bawah, perlu ada aplikasi Android yang memungkinan mereka yang tahu berbahasa Nias yang baik dan benar untuk berkontribusi. Kontribusi mereka-mereka ini akan mendorong reputasi baik Wikipedia maupun Wiktionary.

Tetapi sementara belum ada alat bantu sedemikian, kedua proyek berbahasa Nias harus hidup dengan keterbatasan ini. Kontributor di Wikipedia akan mengalami kesulitan menulis karena katerbatasan kosa kata dan kemampuan membangun kalimat dalam bahasa Nias. Dan justru inilah yang mau disasar oleh Wiktionary Nias. Dengan mendokumentasikan kosa kata dan contoh-contoh kalimat serta menjadi "pabrik" kosa kata bentukan baru, Wiktionary bisa menjadi alat bantu untuk menulis di Wikipedia Nias nanti.

Tantangan kedua: Akses mobile dan bahasa rumit Wiki

[edit | edit source]

Sampai saat ini jalan paling nyaman untuk berkontribusi di Wiktionary dan Wikipedia adalah melalui penggunaan komputer (desktop/laptop). Kehadiran VisualEditor sangatlah membantu dalam hal ini.

Namun menulis entri baru dan mengedit entri lama di layar smartphone sungguh tidak nyaman, karena sering masih harus bergulat dengan kode wiki. Ironisnya VisualEditor justru lebih dibutuhkan di layar mobile daripada di laptop/desktop PC dan oleh para penulis awal yang tidak mahir penulisan wiki.

Sementara itu jumlah orang dari Pulau Nias yang memiliki komputer/laptop/broadband sangatlah sedikit, tetapi jumlah pengguna smartphone banyak.

Karena itu solusi satu-satunya dalam hal ini, Wikimedia menyediakan aplikasi Wiktionary dan Wikipedia yang memudahkan penulisan. Saat ini dari wikimedia hanya ada satu aplikasi yakni Wikipedia, yang sayangnya tidak memungkinkan membuat tulisan baru (hanya bisa mengedit tulisan yang telah ada). Dan ironisnya aplikasi Wikipedia tsb. tidak bisa digunakan untuk proyek inkubator, yang para kontributornya justru paling membutuhkan bantuan aplikasi semacam ini.

Satu aplikasi seperti Wiktionary misalnya akan sangat membantu, di mana kontributor tinggal mengisi formulir untuk menulis entri baru maupun untuk menyunting entri lama. Daripada bergulat dengan kode-kode source wiki, kontributor tinggal konsentrasi pada isi.

Melalui tulisan ini saya mendorong Wikimedia untuk berinvestasi dalam pembuatan aplikasi Wiktionary dan menambah fitur menulis artikel baru di aplikasi Wikipedia. Paling bagus lagi seandainya Wiktionary dan Wikipedia hadir dalam satu aplikasi dan bisa digunakan untuk proyek inkubator!

Penggunaan aplikasi semacam ini juga akan meminimalkan cacat mendasar proyek-proyek Wikimedia seperti Wikipedia dan Wiktionary: inkonsistensi penulisan yang menjadi masalah dalam membuat konten wikipedia dan wiktionary machine-readable. Jadi investasi untuk aplikasi Wiktionary akan sangat membantu wikidata juga!

Tantangan ketiga: moderasi dan bias

[edit | edit source]

Secara umum motto kamus/ensiklopedia yang bebas disunting oleh setiap orang kedengaran menarik. Namun dalam praktek hal ini tidak jarang mengganggu.

Bayangkan bila tulisan Anda diubah atau dihapus oleh seseorang yang tak berkemauan berdiskusi. Hal ini justru rawan terjadi di proyek seperti pelestarian bahasa dan budaya yang terancam punah.

Kita mulai dengan bias dialek. Di Nias ada beberapa dialek (tiga atau lima tergantung ahli bahasa). Dialek Gunungsitoli dan sekitarnya, yang secara historis dialek pertama yang dijumpai para misionaris Kristen ketika memulai misi di Nias, adalah juga dialek yang dipakai para misionaris untuk mencetak Kitab Suci dalam bahasa Nias. Dan karena itu mereka yang berbicara dalam dialek itu menganggap dialek Nias adalah bahasa Nias yang "sah" dan "umum", sedangkan yang lain tidak.

Orang dari dialek Gunungsitoli dan sekitarnya misalnya sering tidak percaya bahwa orang-orang Nias dari dialek lain tidak membacakan teks Kitab Suci "resmi" dalam ibadat mereka (mengikuti cara penulisan dan pilihan kosa kata). Yang terjadi adalah pembaca akan membaca sendiri teks Kitab Suci tercetak, lalu mengatakannya secara bebas di dalam dialeknya sendiri. Selain itu juga misalnya Gereja Katolik tidak menggunakan Kitab Suci "resmi" bahasa Nias, melainkan teks sendiri yang cara penulisannya berbeda dengan yang "resmi" itu.

Dalam berbagai forum, orang dari dialek Gunungsitoli/Utara sering tidak menerima kalau kosa kata atau cara penulisan kata dari dialek lain berbeda. Kontributor dari dialek itu akan dengan lantang menulis bahwa di Kepulauan Nias, bahasa Nias resmi adalah seperti tertulis dalam Kitab Suci terbitan Sundermann. Tetapi siapa bilang bahwa dialek lain "tidak resmi"? Bukankah setiap bahasa ibu adalah bahasa yang sah? Jadi di sini jelas-jelas perlu penyadaran tentang bias bahasa. Apalagi tak ada standar tatabahasa dan ejaan bahasa Nias!

Nah coba bayangkan Anda menulis dalam bahasa Nias dialek Anda dan seorang dari dialek lain langsung mengubah atau menghapusnya.

Hal yang sama berlaku untuk bias budaya, bias agama, bias gereja, bias daerah dlsb. Dan syukur-syukur kalau editor atau admin adalah seorang yang memiliki perspektif luas, kalau tidak tanpa diskusi dia akan langsung mengubah atau menghapus entri atau tulisan yang ada.

Coba bayangkan lagi, editor atau admin yang mengubah tulisan Anda telah sadar bias di atas, tetapi kemampuan berbahasa Nias-nya kurang. Kendati demikian dia merasa berkompeten untuk mengubah tulisan Anda.

Bayangkan lagi Anda seorang editor atau admin di satu proyek wikimedia bahasa yang terancam punah yang tidak memiliki tradisi tertulis. Anda menerapkan kriteria penulisan satu tulisan di Wikipedia Indonesia di wiki Anda. Apa jadinya? Anda akan menembak jatuh semua konten yang berusaha mendokumentasikan sejarah dan budaya Anda sendiri, karena memang tak ada sumber tertulis (selain wawancara langsung, jaring pendapat di berbagai media sosial dlsb). Atau pun kalau ada sumber asalnya dari luar atau minim. Akhirnya daripada mendokumentasikan budaya dan sejarah Anda sendiri, Wikipedia Anda menjadi duplikasi Wikipedia Indonesia, yang sebenarnya bisa dibaca langsung oleh pembaca berbahasa Nias.

Singkatnya, budaya menulis yang terbuka di wikimedia menuntut pribadi-pribadi yang mampu moderasi dan terbuka untuk berdiskusi. Cara kerjasama seperti ini menuntut bahwa para kontributor, editor dan admin berada dalam satu komunitas yang rela berdiskusi secara terbuka. Saya harap komunitas bahasa Nias mampu dalam hal ini.

Saya sadar masalah terakhir ini merupakan masalah intrinsik budaya penulisan wikimedia secara umum dan tidak hanya berlaku untuk wiki-wiki kecil seperti bahasa Nias.

Terima kasih kepada Yayasan Wikimedia yang telah memberi kesempatan bagi komunitas bahasa Nias mengembangkan bahasa ibu mereka. Semoga mereka dapat menggunakan media ini untuk mendorong penggunaan bahasa Nias di era digital ini dan mendokumentasikan sejarah dan budaya mereka di Wikipedia Nias.

Bila Anda penutur bahasa Nias dan rela menyumbang waktu Anda 30 menit tiap minggu, silakan menyumbang kata di nia.wiktionary.org atau tulisan ensiklopedis di nia.wikipedia.org. Ya'ahowu. Salam.