Wy/id/Maluku
Kepulauan Maluku adalah sebuah wilayah di Indonesia yang teletak antara Sulawesi dan Papua. Mereka terbagi menjadi Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Maluku.
Kepulauan Maluku dulunya dikenal dengan Kepulauan Rempah yang mendunia, menarik para pedagang India, Tiongkok, Arab, dan orang Eropa untuk mencari cengkeh, pala, fuli, dan beberapa rempah lainnya yang pada saat itu hanya dapat ditanam di kepulauan ini. Bagi para pedagang Eropa, rempah-rempah ini hampir sama berharganya dengan emas. Maluku adalah daerah Indonesia pertama yang dijajah oleh orang Eropa, pertama Portugis, kemudian Spanyol dan akhirnya Belanda. Alhasil, banyak orang Maluku yang memiliki nama Eropa.
Pulau-pulau ini masih agak terpencil bagi para turis. Karena keterisolasian dan kurangnya infrastruktur, beberapa pulau kecil ini menjadi surga tersembunyi. Urusan transportasi bisa membuat pusing kepala, tetapi semua itu terbayarkan dengan kombinasi terumbu karang yang masih asli, pantai tropis, gunung berapi berlapis hutan, benteng berusia berabad-abad, dan budaya lokal yang menawan.
Pahami
[edit | edit source]632 pulau di Maluku tersebar di lautan luas, semuanya berada di salah satu sabuk vulkanik paling bergejolak di dunia. Maluku diberkati dengan taman laut yang luar biasa, pantai tropis yang indah, dan pegunungan vulkanik berlapis hutan.
Kala 1511, Portugis membangun benteng pertama mereka di daerah di pulau Ternate, dan menguasai perdagangan cengkeh. Spanyol mencoba mematahkan monopoli dengan Ekspedisi Magellan pada tahun 1519, yang secara resmi diberi nama Armada de Molucca. Belanda yang tiba pada tahun 1599 melakukan ancaman serius pertama terhadap percobaan penguasaan Portugis atas sumber daya di Maluku. Konflik bersenjata pun pecah dan memakan korban nyawa yang banyak, termasuk dari pihak Eropa. Ketika Belanda menjadi pemenang, mereka memaksakan monopoli perdagangan mereka dengan tangan besi. Seluruh desa diratakan dengan tanah dan ribuan penduduk pulau dibantai, terutama di pulau Banda.
Inggris menduduki Maluku sementara (selama Perang Napoleon) tetapi Belanda kembali menguasai Maluku pada tahun 1814 dan baru pada tahun 1863 penanaman wajib rempah-rempah dihapuskan di provinsi tersebut. Sekarang, ikan serta hasil laut lainnya menjadi sumber pendapatan utama Maluku, dibarengi dengan nikel, minyak, mangan, serta berbagai jenis kayu yang juga berkontribusi pada kekayaan provinsi.
Pintu masuk utama ke Maluku adalah melalui ibu kota provinsi Ambon, melalui penerbangan reguler dari sebagian besar wilayah nusantara. Transportasi udara dan laut menghubungkan pulau-pulau dengan 79 pelabuhan laut dan 25 bandara. Jalan-jalan di banyak pulau menyediakan akses ke tempat-tempat menarik yang lebih terpencil.
Manhattan dan Run Run (dikenal sebagai Pulau Run, Pulo Run, Puloroon, atau Rhun) adalah salah satu pulau terkecil di Kepulauan Banda, tetapi signifikan secara historis. Pada masa awal perdagangan rempah-rempah, Run dan pulau-pulau Banda lainnya adalah satu-satunya tempat di dunia yang terdapat pala. Hal ini menciptakan persaingan sengit antara Belanda yang telah mengklaim wilayah tersebut dan Inggris yang menginginkan pulau-pulau itu untuk mereka sendiri. Kemudian, perang pun terjadi. Inggris sempat menguasai Run, tetapi Belanda kemudian merebutnya kembali pada tahun 1666. Sementara itu, koloni Belanda di New Amsterdam, Manhattan direbut oleh Inggris dan berganti nama menjadi New York pada 8 September 1664 untuk menghormati Duke of York (James II dari Inggris), yang namanya diambil alih oleh Inggris. Kerajaan Inggris dan Provinsi Persatuan Belanda menandatangani Perjanjian Breda (1667) di mana mereka menyetujui status quo, "Inggris menyerahkan Run ke Belanda, dan mempertahankan pulau Manhattan". |
Masyarakat lokal
[edit | edit source]Sebelum orang-orang Austronesia bermigrasi kesini pada awal abad kedua puluh di bawah pemerintahan Belanda, penduduk Maluku merupakan suku Melanesia. Migrasi tersebut masih berlanjut sampai sekarang, ketika Maluku menjadi bagian dari Indonesia. Kristen dan Islam adalah agama mayoritas. Kekristenan datang bersama Portugis dan Spanyol sebelum adanya penjajahan Belanda. Kesultanan Ternate dan Tidore berperan penting dalam penyebaran Islam di Maluku Utara, begitu pula para pedagang Arab di sepanjang pantai Ambon dan pulau-pulau sekitarnya. Pemukim India, Arab, Tiongkok, Portugis dan Belanda kemudian juga ikut bercampur dengan orang Melanesia-Austronesia ini. Pendatang yang lebih baru termasuk pedagang Bugis dari Sulawesi dan transmigran Jawa.
Masyarakat Maluku tidak terlalu akrab dengan orang bule. Jangan malu-malu, ikut saja kalau diminta untuk berfoto.
Kebanyakan orang Maluku merupakan bilingual, mereka dapat berbicara bahasa lokal mereka sendiri serta bahasa Indonesia. Tapi, bahasa Inggris tidak digunakan secara luas. Orang-orang di daerah yang lebih maju kemungkinan lebih mengerti bahasa Inggris dibanding penduduk di daerah terpencil. Bahasa yang umum di sekitar Ambon dan Seram adalah bahasa Melayu Ambon, sebuah kreol berbasis bahasa Melayu. Bahasa daerah yang ada antara lain Ternate, Tidore dan Makian Barat. Lebih dari 130 bahasa pernah digunakan di seluruh kepulauan, tetapi karena meningkatnya penggunaan bahasa Indonesia, banyak bahasa asli sana yang terancam punah.
Wilayah
[edit | edit source]Maluku secara administratif terbagi menjadi dua provinsi.
- Maluku Utara: Meliputi bagian utara pulau maluku, provinsi baru ini adalah daerah eko "Hutan Hujan Halmahera" dan merupakan rumah bagi sejumlah spesies tumbuhan dan hewan yang unik di pulau-pulau tersebut. Sebagian besar pulau ini tidak berpenghuni. Pulau-pulau yang menarik antara lain Halmahera (Jailolo), pulau Sula, Ternate dan Tidore. Pulau ini juga merupakan rumah bagi Kesultanan Ternate yang dulu terkenal perkasa, meskipun Sultan tidak lagi memiliki kekuasaan politik atas Ternate atau wilayah tersebut.
- Halmahera Utara: Kabupaten ini terdiri dari bagian barat "lengan" utara Pulau Halmahera, ditambah kecamatan Loloda Utara di sekitar Tanjung Utara dan Pulau Morotai sampai ke Timur Laut. Daerah ini dikelilingi dengan pantai pasir putih dan hitam yang indah yang dapat diakses baik melalui jalan darat maupun perahu. Di lepas pantai Halamahera Utara juga terdapat banyak pulau kecil, baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni, dengan banyak tempat snorkeling dan berenang yang menakjubkan.
- Provinsi Maluku (terkadang disebut Maluku Selatan): Meliputi bagian tengah dan selatan kepulauan Maluku. Daerah ini sedikit lebih berkembang dibandingkan bagian utaranya. Kota terbesarnya adalah kota Ambon, yang juga berfungsi sebagai pelabuhan utama bagi provinsi dan Indonesia bagian timur secara keseluruhan. Pulau-pulau yang penting antara lain pulau Ambon, Aru, Babar, Kepulauan Banda, Buru, Seram, Kei, Morotai, Kepulauan Obi dan Saparua.
Kota
[edit | edit source]- 1 Ambon - ibu kota provinsi Maluku yang menjadi pelabuhan utama Pulau Ambon dan Indonesia bagian timur. Meskipun Ambon mengalami konflik sektarian di awal 2000-an, kota ini adalah kota pluralistik di mana penduduknya berasal dari berbagai latar belakang etnis seperti Bugis, Bali, Jawa, Makasar, Minang, Flobamora (Flores, Sumba, Alor dan Timor), Arab, Tionghoa, Belanda, Jerman, Portugis dan Spanyol. Juga dikenal sebagai Ambon Manise (yang berarti "indah" atau "cantik"), kota ini adalah salah satu kota paling maju di Indonesia timur. Atraksi wisata utama meliputi pantai dan benteng tua yang tersebar di dalam dan pinggiran kota.
- 2 Masohi - sebuah kota pesisir di pulau Seram, dan merupakan ibu kota Kabupaten Maluku Tengah. Masohi juga berfungsi sebagai markas besar Taman Nasional Manusela.
- 3 Ternate - bekas ibu kota provinsi Maluku Utara di pulau dengan nama yang sama. Istana Sultan ini dibangun pada tahun 1796 dan kini menjadi museum yang berisi peninggalan dari Kesultanan Ternate dan zaman pra-kolonial.
- 4 Tidore — pulau ini dulunya kesultanan independen, dan bersaing dengan Ternate serta merupakan pusat perdagangan rempah-rempah yang penting.
- 5 Tobelo - sebuah kota dan juga sebuah kabupaten di pulau Halmahera.
Destinasi lainnya
[edit | edit source]Taman nasional
[edit | edit source]- Taman Nasional Aketajawe-Lolobata [pranala mati]. Dibangun pada tahun 2004, taman nasional ini menaungi berbagai jenis burung endemik di Maluku Utara. Taman nasional ini juga ditetapkan sebagai rumah bagi suku Togutil. Kegiatannya meliputi mengamati burung dan trek hutan. Alamat: Jalan Empat Puluh, Sofifi, Maluku Utara.
- Taman Nasional Manusela. Hutan pantai, hutan rawa, hutan dataran rendah, dan hutan pegunungan, membentang sampai Gunung Binaiya setinggi 3.027 meter. Taman nasional ini dikelilingi oleh air jernih dan lanskap tropis. Tempat ini juga memiliki banyak tempat snorkeling dan menadki, terumbu karang yang indah, gua bawah laut, dan resor kecil untuk menginap. Ada 2 desa yang biasanya digunakan sebagai jalan masuk ke taman (juga pedalaman pulau Seram), yakni Sawai dan Wahai. Kedua desa tersebut memiliki industri pariwisata yang kecil namun berkembang. Alamat: Jalan Kelang 1, Kotak pos 9, Masohi, Maluku Tengah
Pantai
[edit | edit source]- Pantai Sulamadaha. Terletak di desa dengan nama yang sama, pantai Sulamadaha memiliki keunikan karena pantainya yang berpasir hitam dengan terumbu karang yang berwarna-warni dan laut yang jernih. Harga tiketnya Rp 2.500 per orang (per 2014). Jaraknya sekitar 14 km dari kota Ternate dan dapat ditempuh dari sana dengan angkot atau kendaraan pribadi dalam waktu sekitar 1 jam. Kebanyakan orang snorkeling atau menyelam di sini. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati permainan air seperti Banana Boat dengan tarif Rp 35.000 per orang.
- Pantai Ora. Terletak di tepi Taman Nasional Manusela, Kepulauan Seram. Ada penginapan di atas air laut biru jernih, mirip seperti Maladewa atau Bora Bora, tapi lebih murah.
Situs bersejarah dan museum
[edit | edit source]- Benteng Belgia. Benteng peninggalan Portugis abad ke-17 yang dibangun di atas bukit di bagian barat daya pulau Banda Neira, Maluku Tengah. Benteng ini berfungsi sebagai sistem perbentengan untuk pulau Banda karena pada saat itu merupakan satu-satunya tempat di dunia yang menghasilkan pala. Selain nilai sejarah, tempat ini juga memiliki pemandangan yang menakjubkan. Pada Januari 2015, Benteng Belgica ditambahkan ke Daftar Tentatif Warisan Dunia UNESCO sebagai bagian dari Lanskap Sejarah dan Laut Kepulauan Banda.
- Benteng Victoria. Benteng kolonial tertua di kota Ambon yang kini menjadi objek wisata. Berada tepat di tengah kota, pengunjung dapat dengan mudah berjalan kaki dari Terminal Mardika di pusat kota menuju kesini. Pattimura, pahlawan nasional Indonesia dan simbol kemerdekaan, dulunya dihukum gantung di sini.
- Benteng Duurstede. Benteng Belanda abad ke-17 yang bersejarah di Saparua. Pada tahun 1817, benteng ini ditaklukkan oleh pahlwan lokal bernama Thomas Matulessi, yang dikenal sebagai Pattimura. Pattimura membunuh semua tentara serta Residen resmi Belanda dan keluarganya. Benteng ini telah dipugar dan terbuka untuk pengunjung. Biaya masuk gratis.
- Museum Kedaton Sultan Ternate . Museum peninggalan zaman Kesultanan Ternate. Museum ini terletak di Desa Sao-sio dan dulunya dibangun sebagai istana Kesultanan Ternate.
- Masjid Sultan Ternate. Masjid tua yang dibangun pada masa Kesultanan Ternate, ini merupakan salah satu masjid tertua di seluruh Maluku.
Pulau
[edit | edit source]- 1 Kepulauan Kei. Gugusan pulau kecil ini wajib dikunjungi saat mengunjungi Ambon dan Maluku. Pengunjung biasanya menghabiskan waktu dengan dipijat di pantai, snorkeling, memancing, berjalan-jalan di pantai, pergi ke gua atau belajar memasak ala orang Maluku.
- 2 Kepulauan Banda. Gugusan pulau kecil dari sepuluh pulau vulkanik di Laut Banda. Hingga pertengahan abad ke-19, Kepulauan Banda merupakan satu-satunya sumber rempah-rempah pala dan fuli di dunia, yang dihasilkan dari pohon pala. Kota utamanya adalah kota bersejarah Banda Naira. Banda adalah tujuan populer untuk selam skuba dan snorkeling.
- 3 Pulau Morotai. Pulau berhutan yang terletak di utara Halmahera.
- 4 Pulau Buru. Sebuah pulau penuh sejarah kolonialisme Belanda dan orde baru Indonesia. Pulau ini juga memiliki situs alam yang spektakuler.
Menuju ke sini
[edit | edit source]Dengan pesawat
[edit | edit source]Dua bandara utama Maluku berada di Ternate (Maluku Utara) dan di Ambon:
- Bandara Sultan Baabullah (IATA: TTE) di pulau Ternate memiliki penerbangan reguler dari Manado, Makassar, dan Jakarta.
- Bandara Pattimura (IATA: AMQ) di pulau Ambon memiliki penerbangan reguler dari Makassar dan Jakarta, dan juga melayani penerbangan dari beberapa bandara di Papua.
- Bandara Pitu (IATA: OTI) di pulau Morotai di ujung utara Maluku dilayani oleh penerbangan dari Manado.
Penerbangan dari Jakarta ke Maluku biasanya lebih murah dengan melakukan transit di Makassar atau Manado, daripada langsung.
- Dan juga - Bandara Karel Sadsuitubun (IATA: LUV)
Dengan feri
[edit | edit source]Beberapa pelabuhan, seperti di Ambon, Banda Naira, Ternate dan Tual dilayani oleh salah satu perusahaan feri nasional Indonesia PELNI, atau perusahaan swasta seperti ASDP Indonesia Ferry. Ada juga perahu lokal yang lebih kecil dan lebih muat berlayar ke setiap pulau penting di provinsi Maluku selatan. Kepulauan Lease dan Seram yang bertetangga memiliki banyak koneksi perahu cepat dan feri menuju Ambon. Ada feri mobil yang bolak-balik antara Galala di Leitimur dan Pokka di Leihitu supaya Anda tidak menghabiskan waktu mengelilingi seluruh teluk yang memisahkan dua semenanjung pulau Ambon.
Berkeliling
[edit | edit source]Dengan kapal
[edit | edit source]Feri menghubungkan kota-kota besar serta pulau-pulau di Maluku dan bisa dibilang cara termudah (tetapi bukan yang tercepat) untuk melakukan perjalanan melintasi nusantara. Misalnya, perjalanan langsung dari Ambon ke Ternate bisa memakan waktu 18 jam. Perjalanan lain melintasi nusantara mungkin memakan waktu hampir satu hari (Misalnya, dari Saumlaki ke Banda Naira). Harga bervariasi di seluruh wilayah dan bisa lebih dari Rp 200.000 untuk orang dewasa (Misalnya, rute Banda Naira-Tual-Dobo).
Melalui jalan
[edit | edit source]Khusus Pulau Ambon dan Pulau Seram, ada jaringan jalan yang menjangkau seluruh desanya. Bus, bemo, dan ojek adalah transportasi umum yang utama, meskipun taksi juga bisa disewa. Tempat lain mungkin tidak memiliki jalan beraspal dan sulit untuk diakses.
Lihat
[edit | edit source]Karena Maluku berbentuk kepulauan, ada banyak pantai pasir putih dan pulau karang untuk dijelajahi. Karena isolasi dan kurangnya polusi di wilayah tersebut, banyak dari pulau tersebut yang masih bersih. Hal tersebut justru ikut melestarikan beberapa terumbu karang yang tersisa di dunia ini. Tetapi dengan pariwisata yang terus berkembang di wilayah ini, akan ada banyak perubahan yang dapat terjadi di masa depan.
Sejarah penjajahan di Maluku juga meninggalkan banyak situs sejarah, mulai dari benteng tua hingga bangunan kolonial. Sebagian besar berada di Ambon dan Bandaneira, namun situs sejarah lainnya tetap tersebar di seluruh pulau kecil ini. Puluhan tahun tanpa perubahan signifikan membuat beberapa situs kolonial ini menjadi yang paling terpelihara di Indonesia.
Lakukan
[edit | edit source]- Menyelam dalam dan menyelam permukaan di berbagai spot spektakuler dengan banyak terumbu karang dan ikan di Ambon, Kepulauan Banda, dan Ternate. Juga, bangkai kapal yang menyelam di Pulau Morotai.
- Mendaki gunung di Gunung Api Banda, Gunung Binaiya, dan Gunung Gamalama.
- Berjemur matahari di banyak pantai pasir putih di Kepulauan Kei.
Makan
[edit | edit source]Masakan di Kepulauan Maluku sangat kaya dengan makanan laut. Beberapa hidangan terlihat seperti masakan Indonesia biasa (dengan rasa gurih dan banyak bumbu), namun ada juga yang cukup unik, baik dari rasa maupun bahannya. Contoh yang terakhir adalah Sagu Woku Komo-Komo yang terbuat dari sagu dan jeroan ikan, yang ternyata rasanya lebih enak dari kelihatannya.
Hidangan laut seperti Gohu Ikan (juga dikenal orang Maluku sebagai sashimi Ternate), menggunakan bahan-bahan yang konvensional. Gohu Ikan terbuat dari tuna segar yang dikombinasikan dengan jus lemon, kemangi, minyak kelapa, dan kacang tumbuk. Hidangan laut lainnya termasuk Ikan Kuah Pala Banda (sup ikan yang dimasak perlahan dengan bumbu dan rasa asam gurih), Ikan Komu Asar (tuna asap, biasanya disajikan dengan Colo -Colo Sambal), dan Kohu-Kohu (hidangan yang terbuat dari kelapa, teri, kacang panjang, dan tauge yang dimakan dengan Kasbi atau singkong).
Makanan pokok di sini (termasuk wilayah Indonesia Timur lainnya) adalah papeda atau bubur sagu. Papeda memiliki konsistensi dan tekstur seperti lem dan biasanya dimakan dengan sup kuning yang terbuat dari ikan tenggiri, tuna atau "mubara" yang dibumbui dengan kunyit dan jeruk nipis. Sayur-sayuran seperti kangkung dan bunga pepaya juga disantap bersama papeda. Perbedaan utama antara papeda versi Maluku dan versi Papua adalah dari rasa dan tekstur: papeda Maluku cenderung hambar dan sedikit lebih kenyal dibandingkan dengan papeda Papua.
Meski tidak sepopuler papeda, hidangan berbahan dasar nasi tetap ada di Maluku. Salah satu yang paling umum adalah Nasi Lapola, hidangan kukus yang dibuat dengan menggabungkan kacang tolo, kelapa parut, dan nasi. Hidangan berbahan dasar nasi lainnya adalah Nasi Jaha, yang terbuat dari santan, rempah-rempah, dan nasi yang dikukus dalam daun pisang.
Untuk hidangan penutup (bisa dibilang favorit) adalah Bubur Sagu Ubi, makanan penutup ini terbuat dari sagu kenyal dan kentang merah (ubi merah) yang disajikan dengan santan dan saus gula aren. Hasilnya adalah panganan yang manis dan cukup bergizi dengan sedikit rasa gurih untuk mengimbangi manisnya gula aren. Makanan penutup lainnya, Talam Sagu Bakar adalah makanan penutup yang terbuat dari sagu, kenari, dan kacang merah yang dipanggang hingga kering.
Seperti banyak belahan dunia lainnya, Maluku juga memiliki minuman kopi sendiri. Kopi Sibu-Sibu adalah kopi robusta yang disajikan dengan campuran biji ketapang muda dan cengkeh yang dihaluskan.
Minum
[edit | edit source]Daerah Maluku tidak memiliki banyak tempat yang dikhususkan untuk kehidupan malam. Anda mungkin menemukan kafe di kota besar seperti Ambon, tapi ya cuma itu saja.
Demikian sama seperti seluruh Indonesia, alkohol bukanlah sesuatu yang dapat Anda temukan dengan mudah. Maluku memang memiliki minuman keras lokal yang disebut Sopi, tetapi Anda tidak dapat benar-benar membelinya karena membuat dan membeli sopi tergolong ilegal. Sopi merupakan minuman keras yang sudah sangat populer dan mendarah daging di masyarakat umum, terbuat dari fermentasi nira aren dan memiliki kadar alkohol di atas 50%. Bagian sopi yang menghasilkan cita rasa khas adalah penambahan serbuk akar husor dan penggunaan bambu untuk penyulingan. Karena biasanya diminum oleh penduduk setempat pada upacara adat, pembuatan sopi biasanya dilakukan di desa-desa terpencil yang jauh dari otoritas.
Ada beberapa upaya untuk melegalkan sopi oleh sebagian orang karena statusnya sebagai minuman tradisional (karena itu, bagian dari warisan Maluku), tetapi sejauh ini tidak ada yang dilakukan karena khawatir "membahayakan keselamatan umum". Setidaknya untuk saat ini sopi bukanlah sesuatu yang bisa dibeli turis, jadi sebaiknya Anda menjauhinya.
Tetap aman
[edit | edit source]Maluku mengalami kerusuhan besar antara 1999 dan 2004, tetapi perdamaian telah dicapai, dan orang-orang melanjutkan hidup mereka secara normal.
Terlepas dari apa yang mungkin dikatakan oleh kedutaan dan situs web Indonesia tertentu, orang asing tidak lagi memerlukan izin khusus untuk mengunjungi Maluku, dan seluruh wilayah telah sepenuhnya aman untuk dikunjungi selama bertahun-tahun. Namun, usahakan untuk tidak berada di Ambon sekitar tanggal 25 April, saat ketegangan dapat terjadi karena peringatan gerakan separatis RMS.
Kejahatan paling umum yang harus diwaspadai para turis adalah pencurian. Kejahatan dengan kekerasan jarang terjadi, namun, tidak ada salahnya untuk ekstra hati-hati. Kota-kota di Maluku tergolong kecil (baik dalam ukuran maupun jumlah penduduk) dan lalu lintas di sini tidak semrawut dibandingkan Jawa.
Tetap sehat
[edit | edit source]Malaria merupakan masalah besar, tidak hanya di Maluku tetapi juga di banyak bagian Indonesia bagian timur; kebanyakan turis menggunakan obat penangkal nyamuk. Ada juga risiko penyakit yang dibawa nyamuk lainnya seperti Dengue dan Zika; Kepulauan Maluku adalah bagian dari area WHO Kategori 2, yang berarti risiko infeksi tergolong sedang. Lihat laman nyamuk untuk pertahanan melawan mereka; baik dengan pengusir serangga ataupun kain yang diberi insektisida.
Tidak banyak rumah sakit dan puskesmas di wilayah ini (terutama pulau-pulau terpencil), tetapi setidaknya ada 3 rumah sakit di kota Ambon: RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Siloam Ambon, dan Rumah Sakit Bhayangkara.
Tujuan berikutnya
[edit | edit source]- Di sebelah timur pulau terdapat resor tempat menyelam di Raja Ampat, tetapi tidak ada penerbangan komersial atau kapal transit. Raja Ampat dapat diakses dengan perahu dari Sorong di Kabupaten Papua Barat
- Beberapa penerbangan harian dapat dijalani ke Makassar.
{{#assessment:region|usable}}