Wn/id/Hasil Merger Empat Kampus, UMMAH Resmi Berdiri
Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) resmi berdiri berdasarkan SK Kemendikbudustek No. 234/E/O/2022. Penggabungan dari beberapa kampus milik Muhammadiyah Aceh ini diresmikan, Selasa (5/4) oleh Menko PMK Prof Dr Muhadjir Efendy, Pimpinan Wilayah muhammadiyah Aceh, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Biruen, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tengah, Bupati Biruen, Bupati Aceh Tengah. Perguruan tinggi dengan Konsep Islamic Socioprenership ini merupakan merger dari empat kampus diantaranya Akademi Keperawatan Muhammadiyah Bireuen di Bireuen, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Aceh tengah, Sekolah Tinggi Kesehatan Harapan Bangsa Banda Aceh dan Sekolah Tinggi ilmu Psikologi Harapan Bangsa Banda Aceh. UMMAH memiliki 4 Fakultas dan 14 Prodi akan menjadi kampus yang besar yang terletak di jalur segitiga Emas Aceh.
Ketua PWM Aceh Dr H. Muharrir Asy’ari Lc, M.Ag berharap UMMAH dapat menjadi kampus yang islami dan mengedepankan moralitas dan intelektualitas. “Kami juga berharap nantinya UMMAH akan mengembangkan ilmu kesehatan dan kedokteran menjadi lembaga kader profesional Muhammadiyah ke depan dan Muhammadiyah Aceh mempunyai harapan Bireuen akan menjadi salah satu kota pelajar di Aceh,” paparnya melalui suaramuhammadiyah.id.
Muharirr menegaskan bahwa Muhammadiyah yang sudah berusia lebih satu abad terus berkomitmen untuk menjadi bagian yang mencerahkan ummat, membangun negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Muhammadiyah banyak memiliki amal usaha pendidikan, kesehatan, dan sosial dimana semua amal usaha dibangun untuk ummat, untuk siapa saja, tidak hanya untuk warga Muhammadiyah.
Bupati Biruen Dr. H. Muzakkar A. Gani MSi menyampaikan kehadiran UMMAH membangkitkan kembali sejarah panjanjang pendidikan Aceh. Di Bireuen sejak tahun 1928 sudah ada pendidikan. Diharapkan UMMAH akan terus berkembang dan mampu setara dengan universitas negeri dimana lulusannya mampu bersaing. “Saya yakin UMMAH dapat menjawab tuntunan jaman dengan tetap menjaga nilai-nilai kejuangan dan kota santri,” paparnya. []Diktilitbang